LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
“Pengaruh pH
terhadap reaksi enzimatik”
Disusun oleh :
Kelompok 8
Nada aulia
Rawinna nurmarianita
Puput wijayanti
Arisa samhaniah
Nurbaiti abdiani
Brawijaya wicaksono
|
(201210410311028)
(201210410311098)
(201210410311165)
(201210410311231)
(201210410311200)
(201210410311247)
|
PROGRAM STUDI
FARMASI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MALANG
2014
1.
ALAT
1.1.
Labu enlemeyer 250 ml
1.2.
Beaker glass 250 ml
1.3.
Gelas ukur 25ml, 10ml, 5ml
1.4.
Tabung reaksi besar, kecil
1.5.
Vial
1.6.
Batang pengaduk
1.7.
Mikropipet
2.
BAHAN
2.1.
Larutan dapar pH 8
2.2.
Larutan NaCl 0.9%
2.3.
Larutan substrat
2.4.
Larutan enzim (saliva)
2.5.
HCl 0.05N
2.6.
KI-KIO3
3.
CARA KERJA
3.1.
Siapkan tabung reaksi besar (6 buah)
3.2.
Isi masing-masing tabung reaksi dengan 10 ml HCl
0.05N
3.3.
Siapkan labu enlemeyer 250ml
3.4.
Isi labu enlemeyer dengan 15 ml larutan dapar pH
8 + 6 ml larutan NaCl 0.9%
3.5.
Ambil 1 ml dari enlemeyer, masukkan tabung
reaksi “blanko”
3.6.
Tambahkan 3 ml larutan substrat ke dalam labu
enlemeyer
3.7.
Ambil 1 ml dari enlemeyer, masukkan tabung
reaksi “0menit”
3.8.
Tambahkan 2 ml larutan enzim (saliva) ke dalam
labu enlemeyer
3.9.
Jalankan stopwatch
3.10.
Ambil 1 ml dari enlemeyer pada menit 5, masukkan
tabung reaksi “5menit”
3.11.
Ambil 1 ml dari enlemeyer pada menit 10,
masukkan tabung reaksi “10menit”
3.12.
Ambil 1 ml dari enlemeyer pada menit 15,
masukkan tabung reaksi “15menit”
3.13.
Ambil 1 ml dari enlemeyer pada menit 20,
masukkan tabung reaksi “20menit”
3.14.
Tambahkan 1 ml KI-KIO3 pada masing-masing
tabung reaksi
3.15.
Ukur absorbansinya
4.
LANDASAN TEORI
Didalam tubuh terjadi berbagai reaksi kimia yang merupakan
bagian dari proses metabolisme. Reaksi-reaksi tersebut harus berlangsung dengan
laju yang stabil sesuai dengan sistematika tubuh. Sementara itu, kecepatan
reaksi dipengaruhi oleh suhu saat reaksi dan juga kadar reaktan. Faktor
tersebut juga belum dapat memaksimalkan laju reaksi sehingga diperlukan adanya
kerja dari suatu katalisator yang terdapat dalam tubuh, yakni enzim.
Enzim adalah substansi yang dihasilkan sel hidup dan berperan
sebagai biokatalisator pada reaksi kimia yang terjadi pada tubuh. Kerja enzim
juga dipengaruhi beberapa faktor yang terdapat dalam lingkungannya bekerja,
salah satunya adalah faktor pH. Sebagian besar pH optimal enzim adalah 7,
seperti contohnya enzim amilase yang terdapat pada saliva (enzim amilase yang
memecah karbohidrat menjadi glukosa dan maltosa). Enzim akan mengalami
inaktifasi apabila pH suatu lingkungan tersebut menjadi terlalu asam atau
terlalu basa, kecuali pada kondisi tertentu seperti pada lambung yang memang
enzim bekerja pada pH 2 (asam). Enzim memiliki konstanta disosiasi pada gugus
asam maupun gugus basa, terutama pada residu terminal karboksil dan asam amino.
5.
PERHITUNGAN
5.1.
Pada menit 0
% substrat tercerna = 100% - (AT1/AT0x100%)
=
100% - (0.0420/0.0420 x 100%)
=
100% - 100% = 0%
5.2.
Pada menit 5
% substrat tercerna = 100% - (AT2/AT0x100%)
=
100% - (0.0186/0.0420 x 100%)
=
100% - 44,29% = 55,71%
5.3.
Pada menit 10
% substrat tercerna = 100% - (AT3/AT0x100%)
=
100% - (0.0098/0.0420 x 100%)
=
100% - 23,33% = 76,67%
5.4.
Pada menit 15
% substrat tercerna = 100% - (AT4/AT0x100%)
=
100% - (0.0187/0.0420 x 100%)
=
100% - 44,52% = 55,48%
5.5.
Pada menit 20
% substrat tercerna = 100% - (AT5/AT0x100%)
=
100% - (0.0153/0.0420 x 100%)
=
100% - 36,43% = 63,57%
6. TABEL DATA
7.
PEMBAHASAN
Laju reaksi dari
reaksi yang dikatalis oleh enzim hampir seluruhnya memperlihatkan
ketergantungan signifikan pada konsentrasi ion hidrogen (pH). Sebagian besar
enzim intrasel memperlihatkan aktifitas optimal pada nilai pH antara 5-9.
Hubungan aktifitas enzim dengan konsentrasi ion hidrogen menunjukkan
keseimbangan antara denaturasi enzim pada pH tinggi atau rendah dan efek pada
keadaan bermuatan dari enzim dan substrat.
Enzim yang melibatkan
asam atau basa, residu yang terlibat harus berada dalam keadaan terprotonasi
yang tepat agar reaksi dapat berlangsung. Pengikatan dan pengenalan molekul
substrat dengan gugus disosiatif juga melibatkan pembentukan jembatan garam dengan
enzim. Oleh karena itu penambahan atau pengurangan gugus bermuatan akan
mempengaruhi secara negatif pengikatan susbtrat sehingga katalis akan melambat
bahkan hilang.
Secara teoritis
aktifitas enzim dipengaruhi oleh : substrat (spesifitas dengan enzim), pH,
waktu (efektifitas menghasilkan produk), suhu, konsentrasi enzim.
Pada percobaan ini
terdapat beberapa faktor kesalahan yang diduga memicu kesalahan dalam
memperoleh hasil.
v
Konsentrasi enzim yang terlalu pekat, sehingga
enzim tersebut akan terus mengkatalis substrat apabila enzim lainnya tidak
berfungsi pada pH 8
v
Jumlah substrat kurang, sehingga tidak dapat
dihasilkan profil apabila substrat yang akan dikatalis telah habis sementara
pada kondisi tersebut enzim belum mengalami inaktifasi sepenuhnya
v
Kejernihan larutan, suatu larutan yang akan
diukur menggunakan spektrofotometer seharusnya jernih, namun pada percobaan
tersebut masih terdapat minimal koloid pada larutan yang akan menghalangi
pembacaan absorbansi, sehingga dibutuhkan penyaringan
Pada percobaan tersebut dapat diperoleh data yang kurang
memadai, karena bahan kontrol (saliva) yang digunakan tidaklah sama. Sehingga
enzim yang digunakan pun berbeda. Dan pemilihan teknik pada percobaan ini
terbilang masih baru, sehingga tekniknya kurang tepat. Namun pada sajian profil
kerja enzim tersebut diperoleh hasil yang cukup baik pada pH 7, dimana kerja
enzim tidak menggalami penurunan kembali, namun bekerja konstan bahkan naik.
8.
KESIMPULAN
Enzim bekerja cukup
optimum pada pH 7 yang menunjukkan kerja enzim yang konstan atau bahkan naik.
Pada pH 8 enzim mengalami penurunan pada beberapa titik reaksi dan mengalami
peningkatan pada akhir reaksi. Pada pH 5.9 enzim nenurun pada akhir reaksi
karena kondisinya yang mengandung H+ berlebih
0 komentar:
Posting Komentar